Selasa, 12 Januari 2010

Cerpen : Kemenangan Sejati


Cerpen : Kemenangan Sejati Oleh : Erjie Al-Batamiy

Masjid kampus terlihat ramai sekali. Sholat Ashar berjamaah baru saja selesai dilaksanakan. Masing-masing membuat halaqah, beragam diskusi, aneka tema menjadi menu garapan halaqah.

Beberapa mahasiswa masih ada yang mengerjakan sholat Ashar berjamaah, bila dirunut, jamaah tersebut merupakan gelombang ke sekian dari pelaku sholat berjamaah. Mereka ada yang terlambat memenuhi seruan Allah pada awal waktu, mungkin lagi dijalan, namun tak sedikit yang baru bisa keluar kelas setelah habis jam kuliah.

Arif celingak-celinguk bingung. Kala itu di Masjid kampus sedang ramai-ramainya pendaftaran untuk menjadi anggota aktivis islam kampus. Arif yang notabene mahasiswa baru, berniat untuk menjadi aktivis dan mengaplikasikan nilai-nilai idealis yang telah ditanamkan padanya oleh Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) semenjak dia masih duduk di bangku SMA sebagai anggota Rohis.

Dimana ya tempat pendaftarannya… Arif masih mencari-cari dimana meja panitia pendaftaran berada.

Memperhatikan sepintas, dari satu pandangan ke pandangan lainnya, Arif menemukan apa yang dicarinya.

Nah itu dia… Arif lega. Oh… rupanya kang Ade yang menjadi panitia pendaftaran

Arif baru tahu bahwa Kang Ade yang menjadi ketua dari Panitia pendaftaran aktivis. Arif menjadi tambah semangat. Bagaimana tidak, karena kang Ade adalah senior yang menjadi motivator inspiratif bagi Arif untuk mengemban tugas dakwah sebagai aktivis kampus. Kang Ade yang mengatakan pada Arif dan juga mahasiswa baru lainnya di masa orientasi kampus dulu, bahwa yang dibutuhkan oleh seorang intelektual muslim bukan hanya sekedar hard skill yakni disiplin ilmu yang digelutinya selama kuliah, melainkan juga soft skill, yaitu ilmu dari seni bermuamallah dengan sesama manusia. Hal tersebut tak kalah penting, karena mampu menjadi media terbaik untuk menambah wawasan akliyah dan bathiniyah. Menghadirkan kedewasaan dalam bersikap dan kematangan dalam berpikir, dan salah satu arena yang bisa ditempuh dalam rangka ber-fastabiqul khairat untuk memperoleh soft skill ialah dengan menjadi aktivis dakwah kampus. Biar lebih seru dan menjadikan hidup lebih hidup. Begitulah slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh Kang Ade, dimana slogan tersebut sebenarnya berasal dari salah satu iklan rokok di televisi, namun dipelintirnya menjadi slogan dakwah. Kreatif nian.

“Kang Ade jadi panitia pendaftaran, wahh assalmu’alaikum kang?” Arif menghampiri Kang Ade.

“Wa’alaikum salam, nah ini dia salah satu yang ana tunggu. Ayo akh silahkan daftar. Insya Allah minggu depan udah mulai bisa gabung. Masalah administratif selesai, penggamblengan-pun dimulai” Sapa Kang Ade ramah.

Arif menyerahkan pas foto dirinya ukuran 3x4 sebanyak 5 lembar. Mengisi data pribadi yang dipinta, Arif berharap bisa bergabung cepat. Tak sabar untuk menanti minggu depan.

“Ini bakalan seru kayaknya ya kang, seperti kata Kang Ade” Kalimat dari lisan Arif berupa ekspresi pemuda yang masih dipenuhi oleh semangat idealisme yang tinggi.

“Tentu saja akh. Insya Allah. Dalam rangka berjihad dan menghabiskan jatah umur didunia sebagai pelaku kebenaran serta juru dakwah, kita akan menemukan kenikmatan tersendiri, berupa tantangan yang bakalan menguji nyali qalbu dan meledakkan adrenalin keimanan kita, dan tentu saja akan melejitkan potensi diri yang terpendam”

“Yah,,, ana setuju sekali tuh kang” Semakin Arif tidak sabar untuk menunggu masa penggamblengan.

“Insya Allah minggu depan yang akan menjadi pemateri bagi semua ikhwan adalah Kak Endra. Beliau saat ini mejabat sebagai ketua wilayah. Tidak akan dipisahkan per halaqah, sehingga pemateri cuma satu nanti yakni Kak Endra.”

Mendengar nama Kak Endra, Arif menjadi impressif. Dia memang pernah mendengar nama tersebut saat sedang menjadi anggota Rohis di SMA-nya dulu. Para seniornya dulu sering mengutip kata-kata Kak Endra apabila ingin menyampaikan berbagai kerangka dakwah dan penjelasan mengenai materi harokah. Kata orang-orang dia merupakan sosok juru dakwah dengan karakter cendikiawan alias pemikir. Bukan karakter aktivis lapangan, sehingga tidak heran kalau dia jarang terlihat di layar dan minim tampil di berbagai aksi. Terkesan low profile dan bikin penasaran. Hanya nama, laku dan kecerdasannya saja yang sering muncul, namun sosok kasatnya hanya muncul beberapa kali. Arif terseret arus penasaran, terlebih setelah mendengar kata-kata para seniornya, bahwa tidak sedikit akhwat yang mengidolakan Kak Endra bahkan menaruh hati padanya. Kenyataan yang ada Kak Endra hingga saat ini tetap menjadi tokoh yang sedikit misterius dan mengundang tanya, seperti apa orangnya? Arif gereget dan ingin mengetahui langsung seperti apa gerangan.

***
Lalu lalang para ikhwan dan akhwat menebarkan siulan riuh akan rangkaian aktivitas yang diberkahi. Kilauan nur Rahmatullah melalang seantero masjid kampus. Hari yang direncanakan telah tiba, sebentar lagi akan dimulai pembukaan acara perkenalan terhadap aktivis baru, sekaligus pemberian materi awal oleh Kak Endra. Bertindak sebagai moderator ialah Kang Ade.

Cuap-cuap Kang Ade terdengar jelas keluar dari arah speaker. Berupaya mengendalikan situasi, Kang Ade mempersilahkan yang hadir untuk duduk lesehan di lantai masjid. Terpisahkan oleh hijab berupa hamparan kain hijau tua yang disangga oleh dua tiang setinggi kira-kira 1 meter, para ikhwan dan akhwat duduk terpisah dengan rapi.

Bersebelahan dengan Kang Ade sang moderator, duduk dengan penuh kharisma Kak Endra, sambil matanya melihat detil pada ponsel komunikator miliknya. Mengulas hal-hal apa saja yang akan disampaikan kelak kepada ikhwan dan akhwat yang baru ini. Matanya lebih condong mengarah pada kumpulan dimana para ikhwan duduk. Hanya sesekali pandangannya diarahkan ke arah akhwat-akhwat. Berusaha untuk menjaga pandangan dan hati.

Tertata rapi, santun dan mulai tenang suasana, menjadi tanda bagi Kang Ade untuk membuka acara. Kang Ade dengan lantang melafadzkan pembukaan dengan salam. Bersamaan sambutan salam yang dijawab oleh para ikhwan dan akhwat. Menyampaikan ungkapan selamat datang bagi para aktivis baru dan menjelaskan berbagai tertib acara yang akan dilaksanakan pagi itu. Dilalui beberapa sambutan dari perwakilan BEM dan Universitas, tanpa bertele-tele lagi, selang beberapa waktu tibalah giliran Kak Endra bicara untuk menyampaikan materi.

Ini toh yang namany Kak Endra,,, wahh… Ungkap hati Arif

Lafal salam menjadi ucapan perdana dari Kak Endra, diikuti rangkaian Khubatul Haajah dan sholawat atas Rasulullah SAW.

“Alhamdulillah adik-adikku sekalian, segala puji kita ucapkan kepada Allah SWT, atas kemurahan dan kasih sayangnya kita bisa berkumpul saat ini, untuk menghadiri majelis yang Insya Allah diberkahi dan di naungi oleh rahmat-Nya, amin”

“Amin” Ucap semua yang hadir.

“Kakak sangat berterima kasih sekali kepada Allah atas pertolongan-Nya dan juga kepada kalian semua, yang Insya Allah karena inisiatif dan kesadaran sendiri mau dan bersedia untuk menyisihkan sebagian waktu, memaksimalkan kemampuan raga dan jiwa serta mengamalkan ilmu yang dimiliki dalam rangka menegakan kalimatullah diatas dunia. Sesungguhnya sebaik-baiknya manusia ialah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Bermaanfaatlah bagi dunia sebagai aktivis dakwah. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (QS At-Taubah : 111)”

Petuah bijak dilontarkan oleh Kak Endra dengan rapi dan sistematis, selanjutnya Kak Endra akan memperingatkan hal yang sangat penting terkait “profesi” mereka sebagai aktivis dakwah, peringatan penting kiranya bagi mereka yang ingin mendapatkan predikat Aktivis Dakwah Profesional (AD-Pro).

“Dakwah merupakan kata lain dari kewajiban manusia dalam menyampaikan kebenaran. Salah bentuk jihad yang signifikan dalam membawa kemaslahatan bagi sebuah peradaban. Peradaban saat ini merupakan peradaban yang berada ditepi jurang zaman. Sebentar lagi zaman yang ada saat ini akan berakhir menuju kehancuran, kemenangan bagi umat muslim sebagai pengemban risalah ketauhidan adalah sangat berat, sedang kemenangan itu sendiri tidak dapat tidak, harus diraih, seberapa-pun beratnya rintangan yang harus dilewati. Bercermin pada kegagalan umat terdahulu dalam membawa risalah ketauhidan, yakni Bani Israel. Baiknya ada satu hal yang perlu kita pahami, yaitu apakah kiranya penyebab kegagalan tersebut?”

Para ikhwan dan akhwat terlihat antusias mendengar penjelasan dari Kak Endra mengenai esensi dari kaum pengemban tugas untuk menyebarkan risalah ketauhidan. Sangat penting sehingga keseriusan membius fokus mereka. Seingat mereka hal ini belum pernah diajarkan pada saat mereka masih berada di Rohis dulu termasuk Arif.

“Tidaklah kemenangan sejati mampu kita raih sebagai pengemban risalah ketauhidan kecuali atas pertolongan Allah, apabila telah datang pertolongan Allah maka hadirlah kemenangan yang nyata. Itulah tafsir ringkas dari surat An-Nashr ayat 1”

Semua yang hadir hafal diluar kepala ayat yang baru saja dibacakan oleh Kak Endra, karena merupakan ayat favorit bagi mereka ketika sholat disebabkan pendeknya ayat tersebut.

“Pertanyaan yang muncul terkait ayat yang kakak bacakan tadi ialah, bagaimanakah cara kita memperoleh pertolongan Allah itu? Coba, siapa yang bisa jawab”

Arif mengangkat tangannya, mencoba menjawab pertanyaan Kak Endra. Kak Endra dengan tersenyum mempersilahkan Arif.

“Pertolongan Allah hanya akan datang dengan sabar dan sholat kak, sebagaimana firman Allah pada Surat Al-Baqarah ayat 45 dan 153”

Dan mintalah tolong (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan keduanya berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS Al-Baqarah : 45)

Hai orang-orang yang beriman mintalah tolong (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesunggunya Allah bersama-sama orang yang sabar (QS Al-Baqarah : 153)

“Subhanallah, betul sekali. Siapa nama antum?” Tanya Kak Endra.

“Arif kak.” Semua yang hadir tentu saja spontan melihat ke arah Arif, kecuali para akhwat yang terhijab.

“Betul sekali apa yang dikatakan Arif. Tidaklah pertolongan Allah itu akan datang kecuali bagi para golongan rabbaniyah, yakni golongan yang selalu menjaga hubungan baik dengan Allah, sementara hubungan tersebut hanya bisa dikatakan baik apabila diikuti adanya sikap sabar dan sholat. Tidaklah sabar dan sholat mampu dijalani dengan mudah kecuali bagi mereka yang khusyuk, sebagaimana firman Allah SWT pada ayat 45 Surat Al-Baqarah. Sekarang kembali kakak bertanya kepada kalian semua, tahukah kalian apa yang dimaksud khusyuk disini?”

…TIDAKLAH SABAR DAN SHOLAT MAMPU DIJALANI DENGAN MUDAH KECUALI BAGI MEREKA YANG KHUSYUK…

Selintingan jawaban-jawaban terdengar sayup. Masing-masing dari mereka mungkin tahu apa yang dimaksud dengan khusyuk ialah khusyuk atau tenang didalam sholat, namun untuk memberikan jawaban definisional mereka tidak berani, sebab tidak mengetahui terminologis khusyuk secara definitif.

“Khusyuk memang secara praktis memiliki dua dimensi cakupan, yakni didalam sholat pada khususnya dan didalam kehidupan pada umumya, sedangkan secara teoritis khusyuk hanya memiliki satu dimensi pengertian yaitu ketenangan. Mereka yang khusyuk didalam sholat bisa diartikan sebagai orang yang mengerjakan sholatnya dengan tenang dan fokus. Tidak berbeda dengan mereka yang menjalani kehidupan dengan khusyuk, yang bisa diartikan sebagai orang yang tenang dalam menjalani kehidupan. Inilah yang kakak maksudkan disini, yaitu khusyuk didalam menjalani kehidupan. Nah perlu kakak jelaskan lebih lanjut mengenai khusyuk didalam menjalani kehidupan. Yang dimaksud dengan khusyuk dalam menjalani kehidupan ialah bersikap tenang dalam menyikapi semua keputusan Allah tanpa terkecuali, baik keputusan itu menyenangkan hatinya ataupun tidak. Baik berupa anugerah maupun musibah. Dia menerima semua keputusan Allah bagaimanapun bentuknya. Ketenangan tersebut disebabkan adanya rasa percaya bahwa Allah adalah Rabb, yang selalu menjaga dan melimpahkan kemurahan serta kasih sayang-Nya. Yakin bahwa tidak mungkin tersisa secuil-pun ruang kemauan pada diri-Nya untuk mendzalimi. Itulah ciri-ciri orang yang khusyuk dalam menjalani kehidupan. Lalu bagaimanakah cara mengukur kadar kekhusyukan kita dalam menjalani kehidupan?”

…KHUSYUK MEMANG SECARA PRAKTIS MEMILIKI DUA DIMENSI CAKUPAN, YAKNI DIDALAM SHOLAT PADA KHUSUSNYA DAN DIDALAM KEHIDUPAN PADA UMUMYA, SEDANGKAN SECARA TEORITIS KHUSYUK HANYA MEMILIKI SATU DIMENSI PENGERTIAN YAITU KETENANGAN…

…KHUSYUK DALAM MENJALANI KEHIDUPAN IALAH BERSIKAP TENANG DALAM MENYIKAPI SEMUA KEPUTUSAN ALLAH TANPA TERKECUALI…

Kembali pemuda cerdas yakni Arif mengacungkan tangan untuk menjawab. Kak Endra mempersilahkan.

“Ya tentunya dengan kembali pada Surat Al-Baqarah ayat 45 kak. Untuk mengukur seberapa besar kadar kekhusyukan kita dalam menjalani kehidupan yaitu, dengan melihat seberapa mudah bagi kita untuk menyatukan dan menjalani secara bersamaan sikap sabar dan sholat dalam kehidupan kita”

Kak Endra tersenyum bangga. Ternyata pemuda-pemudi yang ada didepannya Insya Allah bisa diandalkan untuk bersama-sama atau sebagai pelanjut bagi estafet dakwah dan jihad.

“Betul sekali rif” Kali ini Kak Endra telah hafal nama Arif. “Lihatlah seberapa mudah bagi kita untuk menyatukan kesabaran dan sholat, maka hal tersebut insya Allah akan mampu menjadi indikator seberapa khusyuk-kah kita dalam menjalani kehidupan ini. Sabar untuk tetap berlapang dada saat tertimpa musibah dan istiqomah untuk tetap bertakwa saat diberi ujian berupa nikmat. Melaksanakan sholat dengan sebenarnya, mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan hadits-hadits yang makbul untuk dijadikan hujjah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata sehingga mampu menghindari diri dari perbuatan keji dan mungkar. Camkan ini dalam hati kalian, karena ini merupakan salah satu bekal yang perlu kalian miliki sebelum tampil secara langsung dalam arena dakwah. Satu hal lagi yang tidak kalah penting kakak ingin sampaikan, bahwa didalam peperangan, apapun bentuknya dan bagaimanapun skalanya, ingatlah bahwa untuk memenangkan perang tersebut yang perlu dimiliki oleh kita selain strategi ialah persiapan. Baik persiapan internaliyah maupun eksternaliyah. Manakah yang harus didahulukan?”

…LIHATLAH SEBERAPA MUDAH BAGI KITA UNTUK MENYATUKAN KESABARAN DAN SHOLAT, MAKA HAL TERSEBUT INSYA ALLAH AKAN MAMPU MENJADI INDIKATOR SEBERAPA KHUSYUK-KAH KITA DALAM MENJALANI KEHIDUPAN INI…

…BAHWA DIDALAM PEPERANGAN, APAPUN BENTUKNYA DAN BAGAIMANAPUN SKALANYA, INGATLAH BAHWA UNTUK MEMENANGKAN PERANG TERSEBUT YANG PERLU DIMILIKI OLEH KITA SELAIN STRATEGI IALAH PERSIAPAN. BAIK PERSIAPAN INTERNALIYAH MAUPUN EKSTERNALIYAH…
Semua sepakat bahwa yang harus didahulukan ialah persiapan internaliyah, sebelum pada persiapan eksternaliyah.

“Kakak yakin semua disini sepakat bahwa persiapan yang harus diprioritaskan terlebih dahulu ialah persiapan internaliyah. Bicara masalah persiapan internaliyah, tentunya kita sedang berbicara dalam ranah keimanan. Apa yang harus kita persiapkan lebih dulu sebelum kita berperang? Tentunya persiapan berupa konsistensi dalam menjaga kadar ketaqwaan. Seperti telah kakak sampaikan tadi bahwa dengan menjaga kadar ketaqwaan kita, sesungguhnya kita tengah berusaha untuk menjaga hubungan baik kita dengan Allah, dan dengan adanya hubungan baik tersebut, tentunya akan menjadi pra-syarat penting untuk turunnya pertolongan Allah. Ingatlah satu kaidah dalam perperangan menurut Islam, bahwa apabila kita mampu menjaga hubungan baik kita dengan Allah, maka kalaupun secara riil atau fakta dilapangan persiapan eksternaliyah kita belum siap, seperti dukungan finansial dan fasilitas-fasilitas lainnya belum sempurna, maka pertolongan Allah hanya akan tertunda sampai menunggu persiapan eksternaliyah kita matang, namun apabila kita tidak menjaga hubungan baik kita dengan Allah, jangan pernah bermimpi untuk ditolong oleh Allah, sebab pertolongan tersebut tidak akan datang dan kita akan mengahadapi peperangan face to face dengan musuh tanpa Allah disamping kita. Na’dzubillahimindzalik.”

…INGATLAH SATU KAIDAH DALAM PERPERANGAN MENURUT ISLAM, BAHWA APABILA KITA MAMPU MENJAGA HUBUNGAN BAIK KITA DENGAN ALLAH, MAKA KALAUPUN SECARA RIIL ATAU FAKTA DILAPANGAN PERSIAPAN EKSTERNALIYAH KITA BELUM SIAP, SEPERTI DUKUNGAN FINANSIAL DAN FASILITAS-FASILITAS LAINNYA BELUM SEMPURNA, MAKA PERTOLONGAN ALLAH HANYA AKAN TERTUNDA SAMPAI MENUNGGU PERSIAPAN EKSTERNALIYAH KITA MATANG…

…APABILA KITA TIDAK MENJAGA HUBUNGAN BAIK KITA DENGAN ALLAH, JANGAN PERNAH BERMIMPI UNTUK DITOLONG OLEH ALLAH, SEBAB PERTOLONGAN TERSEBUT TIDAK AKAN DATANG DAN KITA AKAN MENGAHADAPI PEPERANGAN FACE TO FACE DENGAN MUSUH TANPA ALLAH DISAMPING KITA…

Nilai kepahaman dasar baru saja dituangkan oleh Kak Endra kedalam bejana akal para aktivis muda. Kak Endra tak ingin terlalu banyak dalam memberikan materi, karena bagi Kak Endra, otak bagaikan bejana tempat tertampungnya ilmu. Jika bejana tersebut diisi terlalu banyak ilmu sekaligus khawatir tumpah dan terbuang sia-sia. Biarlah di lain kesempatan ilmu itu akan ditambah olehnya sembari menunggu bertambahnya kapasitas atau daya tampung wadah bejana dari para aktivis muda ini.

…BIARLAH DI LAIN KESEMPATAN ILMU ITU AKAN DITAMBAH OLEHNYA SEMBARI MENUNGGU BERTAMBAHNYA KAPASITAS ATAU DAYA TAMPUNG WADAH BEJANA DARI PARA AKTIVIS MUDA INI…

“Kakak rasa untuk awal ini hanya itu saja yang ingin kakak sampaikan. Materi awal cukup sampai disini. Untuk agenda selanjutnya bisa ditanyakan langsung kepada Kang Ade karena beliau ketua bidang administratif. Sebelum kakak akhiri, maka kakak akan mengkonklusikan materi hari ini, bahwa kemenangan sejati hanya mampu diraih dengan adanya pertolongan Allah, sedangkan pertolongan Allah hanya akan turun bagi mereka yang mampu menjaga hubungan baiknya dengan Allah dengan istiqomah dalam sikap sabar dan sholat sehingga menghasilkan kekhusyukkan dalam menjalani kehidupan. Syarat penjagaan hubungan baik dengan Allah inilah yang tidak mampu dipenuhi oleh Bani Israel sehingga mereka gagal dalam mengemban risalah ketauhidan. Untuk itu mulai saat ini persiapkanlah diri kalian semua, dimulai dari persiapan internaliyah, sebab kesempurnaan dari persiapan internaliyah merupakan jaminan turunnya pertolongan Allah meskipun mungkin saja pertolongan tersebut tertunda akibat belum matangnya persiapan eksternaliyah. Kakak akhiri dengan bacaan kiffaratu majelis, subhanakallhumma wa bihamdika, ashadualla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik, assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”

“Wa’alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh”

…KEMENANGAN SEJATI HANYA MAMPU DIRAIH DENGAN ADANYA PERTOLONGAN ALLAH, SEDANGKAN PERTOLONGAN ALLAH HANYA AKAN TURUN BAGI MEREKA YANG MAMPU MENJAGA HUBUNGAN BAIKNYA DENGAN ALLAH DENGAN ISTIQOMAH DALAM SIKAP SABAR DAN SHOLAT SEHINGGA MENGHASILKAN KEKHUSYUKKAN DALAM MENJALANI KEHIDUPAN…

…SYARAT PENJAGAAN HUBUNGAN BAIK DENGAN ALLAH INILAH YANG TIDAK MAMPU DIPENUHI OLEH BANI ISRAEL SEHINGGA MEREKA GAGAL DALAM MENGEMBAN RISALAH KETAUHIDAN…

Begitulah Kak Endra. Tidak bertele-tela dalam menyampaikan materi. Singkat, padat dan jelas serta kaffah sebagai mukadimah dari materi pembekalan awal. Memberikan pondasi yang terstruktur dengan baik, sehingga lebih gampang untuk membangun pilar-pilar dari bangunan dakwah. Seperti biasa Kak Endra langsung pamit, karena masih banyak amanah-amanah dakwah lain yang harus diselesaikannya. Sosoknya kembali menghilang, meretaskan sebuah kalimat tanya yang terkaligraphi indah menjadi seni dari sebuah penasaran. Simpel, low profile, dan pergi dengan santun. Itu saja.

Arif semakin bersemangat dan terinspirasi sekali dengan apa yang dikatakan oleh Kak Endra tadi. Ternyata apa yang dikatakan oleh orang-orang tentang Kak Endra benar adanya, bukan kabar burung atau gosip tapi fakta yang tak terbantahkan.

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Ali-‘Imron : 126)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar